Kamis, 22 Januari 2009

Bakti Pada Ibu

Bagiku, keberadaan figur seorang Ibu amatlah penting. Tanpa Ibu kita tak mungkin lahir ke dunia ini.Ibu adalah sosok wanita yang sangat hebat. Dari rahimnyalah terlahir para pemimpin yang tangguh. Tanpa Ibu mungkin dunia tak akan seramai ini.Tak dapat dipungkiri lagi besarnya pengorbanan Ibu sungguh tak terkira. sampai kapanpun kita tak akan pernah bisa membalas jasa-jasanya. Seperti cerita pada zaman Rasullullah SAW tentang sikap seorang laki-laki terhadap Ibunya. Suatu hari laki-laki tersebut mendatangi Nabi SAW lalu ia berkata : Wahai Rasullullah sesungguhnya aku telah menggendong Ibuku di pundakku sejauh 2 farsakh di bawah terik matahari yang sangat panas,yang seangainya sepotong daging dilemparkan ke sana,niscaya daging itu akan matang.Maka apakah itu berartiaku telah melaksanakan perintah untuk bersyukurkepadanya?” Rasullullah pun menjawab: “Boleh jadi itu menjadi balasan untuk satu terikan nafasnya sajasaat mengejan ketika melahirkan”.Setelah mengetahui pernyataan Rasullullah tersebut,coba sekarang kita fikirkan sejenak tentang betapa besarnya jasa-kasa Ibu.Sampai-sampai anak yang sudah hamper mengorbankan nyawanya untuk menggendong Ibunya di tengah terik matahari yang amat panas ternyata itu hanya bisa mengganti satu tarikan nafasnya saja.saat melahirkan.Sedangkan kita tahu bahwa pengorbanan yang telah Ibu lakukan pada kita hingga sekarang tidak dapat dihitung lagi.Lalu bagaimana kita dapat membalas segala segala pengorbanannya,kalu nyawa saja sudah tak mampu menggantinya?

Teman-temanku tak usahlah kita bingung,meskipun kita tak akan pernah bisa mengganti semua pengorbanannya,tapi kita masih bisa melakukan hal-hal yang dapat membuat Ibu bahagia ataupu bangga terhadap kita diantaranya sebagai berikut :

  1. Selalu berbicara sopan kepada Ibu, jangan menghardik, mengomel ataupun memukulnya. Karena walau hanya berkata “AH” saja tidak diperbolehkan dalam Islam.
  2. Selalu taat kepada Ibu, selama tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah SWT.
  3. Selalu bersikap lemah lembut, janganlah bermuka masam di hadapannya.
  4. Selalu menjaga nama baik, kehormatan dan tidak mengambil sesuatu tanpa ijin mereka.
  5. Selalu melakukan hal-hal yang dapat meringankan tugas Ibu, meskipun tanpa diperintah.
  6. Selalu bermusyawarah dengan Ibu dalam setiap masalah dan meminta maaf dengan baik jika ada perbedaan pendapat.
  7. Selalu datang segera, jika Ibu memanggil.
  8. Selalu menghormati kerabat dan kawan-kawan Ibu.
  9. Selalu sopan dalam menjelaskan setiap masalah. Jangan membatah Ibu dengan perkataan kasar.
  10. Selalu membantu Ibu dalam pekerjaan di rumah dan pekerjaan di luar rumah.
  11. Selalu mendoakannya
  12. Jangan membantah perintah Ibu ataupun mengeraskan suara di atas suara Ibu
  13. Jangan masuk ke tempat/kamar Ibu, sebelum mendapat ijin.
  14. Jangan mendahului mereka saat makan dan hormatilah mereka dalam menyantap makanan dan minuman.
  15. Jangan mencela Ibu, jika ia berbuat sesuatu yang kurang baik.
  16. Jika merokok, janganlah dihadapan Ibu
  17. Jika telah sanggup/mampu mencari rezeki, bantulah Ibu
  18. Usahakan bangun dari tempat duduk/tempat tidur, jika Ibu datang.
  19. Jika meminta sesuatu dari Ibu, mintalah dengan lemah lembut, berterima kasihlah atas pemberian Ibu, maafkanlah jika ia tidak memenuhi permintaan kita dan janganlah terlalu banyak meminta supaya tidak mengganggu Ibu
  20. Jangan keluar dari rumah/pergi sebelum Ibu mengijinkan, meskipun untuk urusan penting. Jika terpaksa pergi, maka mintalah maaf kepada mereka.
  21. Kunjungilah Ibu sesering mungkin, berilah hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah mereka serta ambillah pelajaran dari anak-anakmu betapa susahnya mendidik mereka. Seperti halnya betapa berat susahnya Ibu kita mendidik kita.
  22. Orang yang berhak mendapat penghormatan adalah Ibu, kemudian ayah. Ketahuilah bahwa surga berada di bawah telapak kaki Ibu.
  23. Doa kedua Ibu dalam kebaikan ataupun kejelekan di terima oleh Allah Swt. Maka berhati-hatilah terhadap doa Ibu yang jelek.
  24. Usahakan tidak menyakiti Ibu ataupun membuat ia marah sehingga membuat diri kita merana di dunia dan akhirat. Ingatlah, anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua Ibumu.
  25. Kedua orangtuamu mempunyai hak atas kamu, istri/suamimu mempunyai hak atas kamu. Jika suatu ketika mereka berselisih, usahakanlah dipertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.
  26. Bersopan santunlah kepada setiap orangtua, karena orang yang mencaci orangtua lain sama dengan mencaci orangtuanya sendiri.

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal positif yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan Ibu.tapi itu kembali lagi kepada diri kita masing-masing, apakah kita ingin membahagiakannya atau tidak?

Seperti yang kita ketahui, Seiring perjalanan zaman, kaum Ibu telah banyak mengalami erosi peran. Indikasi penurunan erosi peran seorang Ibu antara lain kurangnya perasaan hormat dan menghargai Ibu oleh anaknya, banyaknya pertengkaran anak dan orang tua, perasaan mengabaikan atau menyepelekan Ibu terhadap perintah ataupun nasehat yang diberikan kepada anaknya.Dalam perkembangan teknologi yang semakin tinggi, tatkala presepsi manusia mengenai nilai-nilai kehidupan juga berubah mengikuti perkembangan itu, masihkah sempat memikirkan tentang seorang wanita yang melahirkan, mengasuh, dan mendidik dengan segala kasih sayang yang tiada batas?

Seorang Ibu yang berjuang meregang nyawa mulai dari menahan sakit ketika mengejan sampai melahirkan seorang anak yang diberikan dengan penuh kasih sayang, menyapihnya dan menjadikan seorang anak yang dirawat dengan kasih sayang, merupakan sebuah pengorbanan yang tiada hingga. Namun seiring perkembangan zaman, hal tersebut hanya dianggap menjadi sebuah rutinintas dan konsekuensi yang ditanggung oleh Ibu dalam membesarkan anaknya. Bukan lagi dipandang sebagai sebuah pengorbanan dengan penuh kasih sayang terhadap anakanya.

Citra seorang Ibu memang akan selalu abadi. Namun, pada zaman sekarang ini sering kali orang melupakan arti seorang Ibu karena krisisnya moral, spiritual, serta akhlak yang ada dalam diri anak zaman sekarang. Hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa surga di bawah telapak kaki Ibu seakan-akan tidak memiliki arti lagi di mata anak-anak zaman sekarang padahal dalam hadits tersebut tergambar jelas kedudukan, peranan, nilai, serta citra seorang Ibu. Padahal Rasulullah SAW ingin menggambarkan dan mengajarkan kepada kita semua bahwa betapa tinggi dan mulianya seorang Ibu. Bahkan surgapun digambarkan berada di bawah telapak kaki Ibu. Sehingga bagi mereka yang berpikir, tentunya akan menyadari betapa tinggi dan mulianya seorang Ibu.

فالزمها فإن الجنة تحت رجليها

Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada Ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya (*)

Memang benar kata orang bijak yang menyatakan bahwa kasih Ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah. Walaupun ini merupakan pepatah lama namun nilainya tetap selalu baru dan tidak pudar sampai hari ini. Setinggi dan sebanyak apapun hal yang kita lakukan terhadap Ibu, namun tidak akan menyamai bahkan mendekati kasih sayang serta pengorbanan Ibu terhadap anaknya.